RESUME SIP
PERTEMUAN 1 – 4
OLEH :
MUHAMMAD AZMI AULA
Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu
wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa
grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat
x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk
tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh
obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling
terintegrasi dengan data spasial yang ada.
Pengertian Sistem Informasi Geografis
(Geographic Information System)
Sistem Informasi Geografis (Geographic
Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola
data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti
yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk
membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis,
misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.
Lebih singkatnya GIS merupakan sistem yang digunakan untuk mengatur
(management), menganalisis (analysis), dan menggambarkan (display) informasi
geografis.
Sejarah peta
-
Babilonia (2500M)
-
Mesir
-
Yunani
-
Romawi
-
Arab/Islam
-
Militer
Pengindraan jarak jauh, merupakan
gabungan antara Ilmu, Teknik, dan Seni untuk memperoleh informasi atau data
mengenai kondisi fisik suatu benda atau obyek, target, sasaran, maupun daerah,
dan fenomena melalui analisa ataupun perhitungan tanpa menyentuh kontak
langsung dengan benda yang dikaji.
Sejarah perkembangan teknologi pengindraan jarak jauhpengindraan jarak jauh
1. Gaspar Felix Tournachon/ Pelix Nadar
(1858) seniman foto dari Perancis melakukan pemotretan dari udara pertama
dilakukan daerah Bievre dengan ketinggian 80 meter dengan bantuan balon udara
2. James Wallac Black 1860 dari Amerika
melakukan uji coba balon udara dengan ketinggian 365 meter di kota Boston
3. Pemotretan dengan menggunakan Wahana
Layang-layang dilakukan oleh ED Archibalg dari Inggris 1882 dengan tujuan untuk
memperoleh data meteorlogi
4. 18 April 1906 Pemotretan dengan
menggunakan Wahana Layang-layang dilakukan oleh G. R Lawrence dari Amerika
memotret daerah San Fransisco setelah bencana gempa bumi.dan kebakaran
5. Tahun 1909 dilakukan dengan pesawat
terbang dengan pilotnya bernama Wibur Wright di atas Centovelli (Italia) dengan
menggunakan esawat terbang jauh lebih praktiS
Pengindraan
jarak jauh, dibagi menjadi dua yaitu:
1. Fotogrametrik
Pengindraan jarak jauh jenis fotogrametrik adalah sensor yang menggunakan
sistem kamera. Sedangkan untuk detektornya menggunakan film sehingga menghasilkan
sebuah foto. Pada awalnya, kamera tersebut diletakkan pada sebuah balon udara
dan kemudian balon udara tersebut diterbangkan dengan ketinggian tertentu
sesuai dengan skala foto yang ingin dihasilkan. Untuk foto udara jenis
fotogrametrik menggunakan skala detil yaitu 1:5000, 1:2500, dan 1:1000
2. Non fotogrametrik
Pengindraan jarak jaun jenis non fotogrametrik adalah sensor yang
menggunakan sistem radiometer (alat pengukur gelombang) dan magnetometer untuk
mendapatkan sensor.
![Description: http://3.bp.blogspot.com/-5R_4tnY3UV4/UO5h6FTQNaI/AAAAAAAAAC0/zb9vCn4eY_A/s1600/Picture3.jpg](file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
Pemotretan Udara (Airborne Sensing)
Pemotretan Udara merupakan kegiatan
untuk mendapatkan gambar perspektif dari permukaan bumi. Dalam pelaksanaannya
menggunakan Kamera Udara tertentu danditempatkan pada pesawat terbang yang
memenuhi persyaratan untuk Pemotretan Udara Pemotretan udara merupakan teknik
penginderaan jauh konvensional yang hingga kini peranannya belum dapat tergantikan
oleh sistem lainnya dalam memberikan kerincian data permukaan bumi, kecuali
kini adanya IKONOS, yang masih perlu evaluasi aplikasinya di Indonesia. Para
interpreter telah terbiasa dengan pengenalan hasil pemotretan tegak yang
dihasilkan (foto udara). Foto udara makin terkenal ketika digunakan dalam
Perang Dunia I, untuk merekam pergerakan lawan. Foto udara menyajikan gambar
yang jelas, mudah ditafsirkan dan bermanfaat untuk kajian yang berkaitan dengan
muka bumi.
Berdasarkan jenis film yang digunakan,
foto udara dibedakan manjadi foto udara pankromatik, inframerah, ultra violet
dan ortrokromatik. Penginderaan dengan cara ini bersifat manual, baik sistem,
data dan cara interpretasinya. Sistem hyperspektral (CASI, The MAP),
memunculkan fenomena baru dalam penginderaan ini, karena sifat spectral obyek
dapat dicermati menjadi lebih rinci.
Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne
Sensing)
Penginderaan jauh satelit menggunakan
satelit sebagai kendaraan untuk membawa sensor dalam rangka penginderaan bumi
pada ketinggian ratusan hingga ribuan kilometer. Penginderaan dengan satelit
bersifat otomatik dengan sistem orbit Seminar Nasional‐PJ dan SIG I Tahun 2010 xlvi sunsynchronous : pemotretan teratur,
pengiriman data secara elektronik, analisis data secara digital. Jenis satelit
yang digunakan untuk inventarisasi dan evaluasi bencana alam misalnya adalah
Landsat (Multispektral Scanner, Thematic Mapper), System Pour l'Observation de
la Terre (SPOT), Marine Observation Satelite (MOS), National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA), Geometeorological Satellite (GMS), Barkara,
ERS-1, JERS-1, ALMAZ-1, IRS, ADEOS.
Kemampuan memberikan satuan data
terkecil di permukaan bumi disebut resolusi spasial, yakni sama dengan ukuran
obyek yang ditampilkan sebagai satu unsur gambar (pixel). Satelit Landsat MSS
memiliki resolusi spasial sebesar 80 x 80 m2, Thematic Mapper sebesar 30 x 30
m2 sedang SPOT sebesar 20 m x 20 m2 untuk sensor dengan panjang gelombang
multispektral (multispectral mode) dan 10 m x 10 m2 untuk panjang gelombang
tampak mata (panchromatic mode). Satelit NOAA beresolusi spasial 1 km2 (LAC)
dan 9 km2 (GAC).
Gambar 2
Pengindraan
Jarak Jauh Menggunakan Satelit
Periode ulang
di dalam mengindera permukaan bumi sebesar 26 hari, dengan
adanya jalur samping nadir (off-nadir viewing) periode selama 26 hari
tersebut dapat
digunakan untuk merekam daerah yang sama sebanyak tujuh kali untuk daerah
di equator dan 11 kali bagi daerah lintang 45 derajat. Disamping periode
ulangnya makin pendek juga diperoleh citra foto stereoskopis, karena adanya
sistim penginderaan pada daerah yang sama dengan sudut pandang berbeda. Citra
foto stereoskopis ini sangat bermanfaat bagi sistim analisa selanjutnya,
terutama untuk penerapan interpretasi foto dan fotogrametri. Citra foto
stereoskopis ini akan memberikan kenampakan tiga dimensi bila dilihat dengan
menggunakan alat yang disebut stereoskope. Dengan melihat gambaran permukaan
bumi yang tiga dimensi tersebut, maka informasi yang dapat disadap pada
penelitian tertentu nampak semakin jelas. Sistem Landsat memiliki pengulangan
rekaman sebesar 16 hari, sedang NOAA setiap 12 jam. Perolehan data yang cepat
ini, memungkinkan kegiatan monitoring hutan dan pemuthakiran basisdata hutan
dengan baik.
Pengindraan
jauh memerluka alat pengindraan berupa kamera, sonar, radiometer, atau
megnetometer yang dipasang pada wahana berupa balon udara, pesawat terbang,
atau satelit. Objek yang terekam pada sensor dapat diidentifikasikan dan
diteliti dengan mengkaji hasil rekamannya. Sensor dapat berfungsi apabila
terdapat zat antara atau media yang berupa atmosfer.
Terdapat
dua jenis sensor dalam pengindraan jauh, yaitu sensor pasif dan sensor aktif.
Sensor pasif adalah suatu alat sensor yang hanya dilengkapi dengan alat
penerima pantulan gelomabang Elektro Magnetik, misalnya sensor satelit.
Sedangkan sensor aktif adalah alat yang dilengkapi dengan pemancar dan alat
penerima pantulan gelombang, misalnya sensor radar dan sensor sonar.
Sensor
berdasarkan proses perekamannya dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik
dan sensor elektomagnetik. Sensor fotografik adalah sensor berupa kamera yang
bekerja pada spektrum tampak mata dan menghasilkan foto atau citra yang sama
dengan warna aslinya. Sedangkan sensor elektromagnetik adalah sensor bertenaga
elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih
luas yaitu dari sinar X sampai gelombang radio. Penggunaan sensor
eletromagnetik dalam pengindraan jauh merupakan gabungan dari beberapa
spektrum, misalnya spektrum ultraviolet, spketrum tampak, dan spektrum
inframerah. Satelit aktif dibagi menjadi 2 yaitu radar dan lidar. Radar (radio
detection and ranging) merupakan sebuah satelit aktif yang hanya menangkap
gelombang suara. Sedangkan lidar (ligth detection and ranging) adalah satelit
yang hanya menangkap gelombang cahaya.
Interaksi
gelombang elektromagnetik
·
Atuinasi à merupakan berkurangnya intensitas radiasi
gelombang elektromagnet akibat absorpsi dan scattering oleh photons. Energi
untuk merambat akan berkurang akibat absorbsi dan scattering sehingga daya
jangkaunya akan berkurang. Gelombang dalam perambatannya akan mengalami
penurunan intensitas (atenuasi) karena penyebaran dan karena absorbs.
Penyebaran gelombang juga mengakibatkan intensitas berkurang karena pertambahan
luasannya, terkait dengan bentuk muka gelombang.
·
Refraksi à peristiwa pembelokan arah perambatan suatu
gelombang, baik fisik maupun elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi jika
gelombang tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias
yang berbeda. Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium. Misalnya cahaya
merambat dari udara ke air sehingga arah perambatannya akan mengalami
pembelokan.
·
Defraksi à ketika gelombang yang berjalan melalui lubang
kecil dan menyebar keluar. Gelombang ini merambat ke luar dengan karakteristik
kecepatan gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka
gelombang saling beradu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang berjalan.
Prinsip Huygens juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik. Misalnya, jika
kita berteriak di sebelah dinding, suara akan paralel ke dinding. Dinding
mungkin diam, tapi suara itu tidak; suara akan mengarah ke setiap sudut
dinding. Ini adalah difraksi.
·
Transmisi à Gelombang elektromagnetik yang bersumber dari
matahari dan bergerak menuju permukaan bumi dimanfaatkan sebagai dasar
pengenalan obyek pada sistem penginderaan jauh pasif. Gelombang yang jatuh pada
suatu permukaan obyek akan mengalami beberapa kejadian terhadap gelombang
elektromagnetik tersebut. Sebagian dari gelombang elektromagnetik akan
dipantulkan oleh permukaan obyek. Sebagian akan dihamburkan ke atmosfer yang
berada di atasnya. Sebagian lagi akan diserap dan ditransmisikan ke balik
permukaan obyek tersebut sebagai panas.
Real
world Merupakan kondisi/fenomena yang terjadi sebenarnya dan dapat bersifat
kompleks sesuai persepsi dari pengamat (yang mengamati).
• Real
world dapat dideskripsikan hanya dalam bentuk Model
• Model
ini akan membatasi konsep-konsep dan prosedur-prosedur dalam menterjemahkan
hasil pengamatan real world menjadi data yang dapat berguna dalam SIG.
• Proses
menginterpretasikan realitas dengan memakai model real world dan model data
disebut pemodelan data.
RESUME SIP
PERTEMUAN 5-8
OLEH :izza
nur
Bagian 3
Informasi
Geografis Digital Untuk Strategi Kota Cerdas
Kekayaan
informasi geografis yang digital dapat mempengaruhi arus praktek-praktek dalam
perencanaan tata ruang dan strategi kota cerdas menawarkan kemungkinan untuk
pemantauan kebutuhan Real-Time dan aspirasi masyarakat setempat. Saat ini,
label ' kota cerdas ' di identifikasi beberapa strategi untuk mengatasi masalah
dihasilkan oleh urbanisasi dan populasi pertumbuhan pesat di kota.
Bagian 4
Data dan
Analisis untuk Pengembangan Sekitar: Model Pengambilan Keputusan Dalam
Penyusutan di
Baltimore,
Maryland.
Pengertian
Analisis :
Adalah
istilah umum yang dipahami untuk mencakup berbagai metode dan teknik yang
memungkinkan para profesional dan peneliti untuk mendesain solusi untuk
masalah-masalah (Liberatore dan Luo 2010).
qPengertian
Keputusan Pemodelan :
Adalah proses
tersembunyi yang mewakili masalah atau fenomena sosial atau fisik tertentu
untuk menghasilkan rekomendasi yang mencerminkan preferensi pengambil
keputusan.
Cluster yang
digunakan untuk analisis ini terletak di Timur Baltimore Midway dan Oliver.
Kami mulai analisis kami dengan 26 cluster dalam lingkungan ini untuk pilot
studi (dilaporkan di Davenport Whiteman 2014), dan kemudian diperluas analisis
untuk 118 cluster (dilaporkan dalam Johnson dan Hollander 2014).
Menggunakan
sistem informasi geografis (GIS) untuk menentukan penggunaan lahan dan
klasifikasi perencanaan yang diberikan cluster mungkin memenuhi syarat.
Menerapkan analisis kesesuaian situs ini dalam Microsoft Excel, menggunakan
Logis 'dan' dan 'atau' fungsi untuk menerapkan aturan untuk cluster pilihan.
Kesimpulan
qDalam bab
ini dapat menunjukkan bahwa keputusan pemodelan dapat membuat kontribusi untuk
masalah-masalah yang menantang penggunaan lahan perencanaan bagi masyarakat
yang tertekan.
qMelakukan latihan
formal pemodelan, menggunakan matematika multi tujuan , model dikembangkan
dalam kolaborasi dengan perencana profesional dengan kota Baltimore, serta
berdiskusi dengan perencana tentang proses untuk memilih antara calon kelompok
untuk akuisisi dan re-pemaknaan.
qBerdasarkan
hasil ini, i mengusulkan sebuah kerangka kerja modeling yang keputusan cukup
fleksibel untuk mengakomodasi model pemrograman matematika sekaligus
memperbaiki pertimbangan yang berdasarkan prinsip-prinsip perencanaan
profesional.
SGSC : SGSC :
SMART GRID SMART CITY DI AUTRALIASMART GRID SMART CITY DI AUTRALIA
Definisi:
•Informasi dan komunikasi teknologi dan sistem
untuk mengelola generasi dengan cara yang lebih cerdas.
•Pengiriman, penyimpanan dan penggunaan akhir
konsumsi listrik, untuk menghemat energi, meminimalisir penggunaan listrik pada
saat jam puncak, mengurangi risiko gangguan listrik dan pemadaman, dan
mengurangi emisi gas rumah kaca.
•Idealnya, dicapai dengan cara yang hemat biaya
untuk industri dan bisnis, konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.
![Description: https://4.bp.blogspot.com/-JzKWPZKvbuM/V3PwkEYfhEI/AAAAAAAAANo/kPy5zfrZiHA1lriNgnBM7h78IZD6Z8_gACLcB/s1600/Screenshot_3.jpg](file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
![Description: https://4.bp.blogspot.com/-Nycjmj71LCI/V3PwtErEkGI/AAAAAAAAANw/ksA61LgcmZgdcSxpZHqAA39aMm7Il9PhgCLcB/s1600/Screenshot_4.jpg](file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
KESIMPULAN
Konsep SGSC
merupakan konsep masa depan untuk membangun Smart City dengan cara menghemat
energi dengan adanya data dan informasi (database) yang lengkap
RESUME SIP
PERTEMUAN 8 - 12
OLEH :Satria
wiguna raisa putra
8 SMART CITY
1. METODOLOGI
Data
dikumpulkan melalui telepon dan wawancara via email, dan sumber-sumber sekunder
(misalnya artikel berita, blog, laporan kota, dll). Upaya kota 'dianalisis
terhadap empat teori kota "pintar";
(a)"mesin
pintar" dan organisasi yang diinformasikan,
(b)Melibatkan
masyarakat, penyedia teknologi dan lembaga penelitian,
(c)Pembelajaran
dan adaptasi, dan
(d)Investasi
2. KESIMPULAN
Studi tentang
enam kota "pintar" menemukan bahwa konsep keseluruhan, perencana
'yang
dukungan
positive dari, dan termasuk unsur-unsur dari empat teori menjadi
"pintar".
Temuan ini
menunjukkan multi-dimensi dalam menjadi kota "pintar". di satu
dimensi,
menjadi
"pintar" melibatkan memanfaatkan TIK untuk memenuhi ekonomi,
lingkungan dan
social
tujuan.
BAB 9 GIS dan
Tantangan untuk Perencanaan dan Pengembangan Aplikasi dalam Daerah Peripheral
1. Data
Seperti
penggunaan GIS di sektor publik telah meningkat selama beberapa dekade
terakhir,
dan sebagai
aplikasi baru dari perangkat lunak bervariasi dalam kecanggihan, apakah
seseorang
adalah seorang perencana perkotaan di daerah perifer terpencil di Amerika
Serikat atau
India atau pengguna dari pencegahan kejahatan, perawatan kesehatan,
kebijakan
lingkungan dan lalu lintas kontrol atau departemen pendidikan tinggi tantangan
utama adalah
aksesibilitas data. Sebagai daerah perifer mulai memasukkan data geografis
digital ke
dalam penggunaan sehari-hari, pengukuran yang akurat dan pelaporan ruang
telah menjadi
penting untuk pelanggan, pengguna dan lembaga yang merupakan data
repositori
DATA
PERKOTAAN DAN PEMBANGUNAN ENERGI MODELING A GIS, BERBASIS BANGUNAN PERKOTAAN
PEMODELAN SISTEM ENERGI MENGGUNAKAN ENGINE URBAN-EPC
EPC merupakan
implementasi ISO 13790: 2008 standar, yang menjabarkan resep perhitungan
normatif memperkirakan kinerja energi bangunan menggunakan dasar fisika
berbasis persamaan yang melibatkan seperangkat relatif kecil parameter dan
pernyataan normatif tentang penggunaan skenario diasumsikan, sistem efisiensi,
dll per jenis full
Resep EPC
didasarkan pada keseimbangan panas per jam dari seluruh bangunan menggunakan
input seperti :
•dinding dan jendela daerah,
•shading koefisien koefisienfi,
•sifat material,
•Fungsional lantai
•kepadatan pencahayaan,
•produksi panas internal dari peralatan,
•beban steker,
•suhu set poin dan jadwal hunianngsional bangunan
Semakin
majunya perkembangan iptek membuat kita semua sadar bahwa banyak sekali yang
belum kita ketahui sebagai manusia. Bukan hanya semakin banyaknya jenis
computer, handphone dan lain-lain tetapi juga banyak aplikasi-aplikasi yang
semakin canggih dengan keunggulannya masing-masing, salah satunya adalah penggunaan
system informasi geografis atau biasa disebut dengan (SIG). SIG sudah sangat
lekat pada kita sebagai manusia untuk berhubungan dengan teknologi karena
teknologi dapat mempermudah kita dalam segala jenis kegiatan yang mungkin akan
sangat tidak mungkin akan kita kerjakan jika kita tidak menggunakan bantuan
teknologi. SIG ini pada dasarnya juga membantu manusia dalam mengetahui serta
menggambarkan keadaan muka bumi dengan bentuk dan tampilan yang menarik.
Teknologi seperti ini sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak terkait yang dapat
mengolah atau mengunakan serta mengaplikasikannya dalam rangka memberikan
manfaat yang berarti kepada khalayak banyak khususnya pada bidang
perencanaan
Aplikasi SIG
dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki
refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek
yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan
(Indrawati, 2002).
Tujuan pokok
dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah
mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu
lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem
Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan
data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri,1993).
Peran GIS
dalam Perencanaan
Seiring dengan perkembangan teknologi
pengolahan data geografis, dalam SIG dimungkinkan penggabungan berbagai basis
data dan informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit, maupun survai
lapangan, yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem informasi
yang meng-overlay-kan beberapa layer tematik diatas peta dasar sungguh membantu
proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi para perencana, serta
dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan oleh piranti lunak,
sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang dapat lebih efisien dan
efektif. Manajemen data melalui GIS melibatkan semua aspek ini :
Peran SIG juga bervariasi dalam berbagai
tahap proses perencanaan kota. Sebagai contoh, GIS lebih berguna dalam
pemodelan dan pengembangan pilihan perencanaan daripada dalam penentuan tujuan
perencanaan. Tahapan yang berbeda dalam proses perencanaan kota dapat
digeneralisasi sebagai penentuan tujuan, persediaan sumber daya, analisis
situasi yang ada, model dan proyeksi, pengembangan opsi perencanaan, pemilihan
opsi perencanaan, pelaksanaan rencana, dan evaluasi rencana, pemantauan, dan
umpan balik (Gambar 3). GIS hanya dapat memberikan beberapa data dan teknik
yang dibutuhkan dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Setiap GIS juga
harus bekerja dengan database lain, teknik, dan model pada berbagai tahap
proses perencanaan.
Manfaat SIG
dalam bidang perencanaan wilayah dan kota diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk pendataan dan pengembangan jaringan
transportasi.
2. Untuk pendataan pajak bumi dan bangunan
3. Untuk pendataan dan pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.
4. Untuk pendataan dan pengembangan
permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan
rekreasi serta perkantoran.
5. Mengetahui luas dan persebaran lahan
pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.
6. Mengetahui potensi dan persebaran
penduduk.
7. Untuk mengetahui persebaran berbagai
sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang
lainnya.
8. Untuk mengetahui persebaran penggunaa
lahan.
9. Untuk pengawasan daerah bencana alam dan
lain-lain
Fungsi
Penggunaan GIS dalam Tahap Perencanaan
Pada setiap
skala perencanaan ada tahapan yang berbeda: penentuan tujuan perencanaan;
analisis situasi pemodelan dan proyeksi yang ada; pengembangan pilihan
perencanaan; pemilihan opsi perencanaan; rencana pelaksanaan; dan evaluasi
rencana, monitoring, dan umpan balik. Fungsi yang berbeda, skala, sektor, dan
tahapan perencanaan kota membuat perbedaan penggunaan GIS.
Pengelolaan
data, visualisasi, dan analisis spasial yang digunakan lebih dalam pekerjaan
rutin perencanaan kota. Pemodelan spasial lebih digunakan dalam perencanaan
strategis. Administrasi umum mempekerjakan terutama pengelolaan data dan
visualisasi. Akhirnya, pengendalian pembangunan menggunakan visualisasi dan
analisis spasial fungsi GIS yang terbaik. Administrasi dan pengendalian
pembangunan kerja umum yang lebih rutin mencakup pada perencanaan kota (Newton
dan Taylor 1986; Newton et al 1988):
1. pengelolaan
penggunaan lahan catatan;
2. pemetaan
tematik;
3.
perencanaan pemrosesan aplikasi;
4. bangunan
kontrol pemrosesan aplikasi;
5. manajemen
penggunaan lahan;
6.
ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan;
7. industri,
komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
8.
perencanaan rekreasi dan fasilitas pedesaan;
9. analisis
mengenai dampak lingkungan;
10.
terkontaminasi dan register tanah terlantar;
11.
penggunaan lahan / transportasi perencanaan strategis;
12. fasilitas
umum dan toko-toko daerah tangkapan air dan analisis aksesibilitas;
13. bidang
sosial dan analisis kekurangan.
Inventarisasi Sumber Daya
Informasi geografis, ketika terintegrasi
dengan penginderaan jauh, dapat menghemat waktu dalam mengumpulkan penggunaan
lahan dan informasi lingkungan. Jauh citra penginderaan menjadi sumber penting
dari informasi spasial untuk daerah perkotaan (Barnsley, Bab 32; Paulsson
1992). Mereka dapat membantu untuk mendeteksi penggunaan lahan dan perubahan
penggunaan lahan untuk daerah perkotaan seluruh (Barnsley et al 1993). Secara
khusus, pasang stereoscopic foto udara digital dapat digunakan untuk menurunkan
CAD model 3-dimensi bangunan untuk visualisasi dinamis kota, atau untuk impor
langsung ke dalam database GIS (Dowman, Bab 31).
Analisis
situasi yang ada
GIS
dapat membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data fisik,
sosial, dan ekonomi kota. Perencana dapat menggunakan query dan pemetaan fungsi
spasial GIS untuk menganalisis situasi yang ada di kota. Melalui analisis peta
overlay, GIS dapat membantu
mengidentifikasi
daerah konflik pengembangan lahan dengan lingkungan dengan overlay pengembangan
lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan. Area sensitivitas lingkungan dapat
diidentifikasi dengan menggunakan penginderaan jauh dan informasi lingkungan
lainnya (Yeh dan Li 1996).
Sistem
informasi geografi dapat digunakan untuk menentukan distribusi penderita suatu
penyakit, pola atau model penyebaran penyakit. Penentuan distribusi unit – unit rumah
sakit ataupun puskesmas – puskesmas, fasilitas – fasilitas
kesehatan maupun jumlah tenaga medis dapat pula dilakukan dengan SIG (Sistem
informasi geografi ).
Menurut
WHO,SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan masyarakat dapat digunakan
antara lain :
1. Menentukan
Distribusi Geografis Penyakit.
2. Analisis
trend Spasial dan Temporal
3. Pemetaan
Populasis Berisiko
4.
Stratifikasi Faktor risiko
5. Penilaian
Distribusi Sumberdaya.
6.
Perencanaan dan Penentuan Intervensi.
7. Monitoring
Penyakit.
Mengidentifikasi lingkungan perkotaan
untuk mengembalikan tajuk pepohonan melalui partisipasi komunitas
Bab ini
menjelaskan pengembangan tutupan lahan dengan tajuk pepohonan di perkotaan,
proyek ini di rancang untuk menginformasikan kepada para pemangku kepentingan
masyarakat dan untuk memandu upaya penanaman pepohonan di lingkungan perkotaan.
Tujuan dari
proyek project ini adalah untuk membuat perkiraan daerah yang membutuhkan untuk
penanaman pohon atau penghijauan.
Daerah penelitian untuk proyek ini adalah Pusat Kota di Marion County,
Indiana, meliputi luas wilayah sekitar 110 km persegi
Pengembangan
akan perkotaan dengan tajuk pepohonan di Kota Marion County, Indiana sangat di
butuhkan berdsasrkan hasil analisis GIS tutupan lahan hijau di Kota tersebut di
bawah 25% serta dengan tingkat kesadran masyrakat terhadap kebutuhan hutang
Kota sangat tinggi, dimnana dengan keberadaan hutan Kota selain sejuk nyaman
juga sebagai resapan air dan agar terjaga ekosistem.
GIS dapat
membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data fisik, sosial,
dan ekonomi kota. Perencana dapat menggunakan query dan pemetaan fungsi spasial
GIS untuk menganalisis situasi yang ada di kota. Melalui analisis peta overlay,
GIS dapat membantu
mengidentifikasi
daerah konflik pengembangan lahan dengan lingkungan dengan overlay pengembangan
lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan. Area sensitivitas lingkungan dapat
diidentifikasi dengan menggunakan penginderaan jauh dan informasi lingkungan
lainnya (Yeh dan Li 1996).
Sistem
informasi geografi dapat digunakan untuk menentukan distribusi penderita suatu
penyakit, pola atau model penyebaran penyakit. Penentuan distribusi unit – unit rumah
sakit ataupun puskesmas – puskesmas, fasilitas – fasilitas
kesehatan maupun jumlah tenaga medis dapat pula dilakukan dengan SIG (Sistem
informasi geografi ).
Menurut
WHO,SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan masyarakat dapat digunakan
antara lain :
1. Menentukan
Distribusi Geografis Penyakit.
2. Analisis
trend Spasial dan Temporal
3. Pemetaan
Populasis Berisiko
4.
Stratifikasi Faktor risiko
5. Penilaian
Distribusi Sumberdaya.
6.
Perencanaan dan Penentuan Intervensi.
7. Monitoring
Penyakit.
Contoh pemanfaatan
SIG (Sistem informasi geografi ) dalam bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan
analisa CDC tersebut.
·
Memonitor
status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat.
·
Mendiagnosa
dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di masyarakat.
·
Menginformasikan,
mendidik dan memberdayakan masyarakat nmengenai isu – isu
kesehatan.
·
Membangun dan
menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah kesehatan.
·
Membangun
kebijakan dan rencana yang mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan.
·
Membangun
perangkat hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin
keselamatan masyarakat.
·
Menghubungkan
individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin
ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia.
·
Menjamin
ketersediaan tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di
bidangnya.
·
Mengevaluasi
efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat.
·
Penelitian
untuk menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam memecahkan masalah – masalah
kesehatan di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar