Selasa, 19 Juli 2016

RESUME PCD KELOMPOK

RESUME SIP PERTEMUAN 1 4
OLEH : MUHAMMAD AZMI AULA

Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
Pengertian Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System)
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Lebih singkatnya GIS merupakan sistem yang digunakan untuk mengatur (management), menganalisis (analysis), dan menggambarkan (display) informasi geografis.
Sejarah peta
-     Babilonia (2500M)
-     Mesir
-     Yunani
-     Romawi
-     Arab/Islam
-     Militer

Pengindraan jarak jauh, merupakan gabungan antara Ilmu, Teknik, dan Seni untuk memperoleh informasi atau data mengenai kondisi fisik suatu benda atau obyek, target, sasaran, maupun daerah, dan fenomena melalui analisa ataupun perhitungan tanpa menyentuh kontak langsung dengan benda yang dikaji.

Sejarah perkembangan teknologi pengindraan jarak jauhpengindraan jarak jauh
1.    Gaspar Felix Tournachon/ Pelix Nadar (1858) seniman foto dari Perancis melakukan pemotretan dari udara pertama dilakukan daerah Bievre dengan ketinggian 80 meter dengan bantuan balon udara
2.    James Wallac Black 1860 dari Amerika melakukan uji coba balon udara dengan ketinggian 365 meter di kota Boston
3.    Pemotretan dengan menggunakan Wahana Layang-layang dilakukan oleh ED Archibalg dari Inggris 1882 dengan tujuan untuk memperoleh data meteorlogi
4.    18 April 1906 Pemotretan dengan menggunakan Wahana Layang-layang dilakukan oleh G. R Lawrence dari Amerika memotret daerah San Fransisco setelah bencana gempa bumi.dan kebakaran
5.    Tahun 1909 dilakukan dengan pesawat terbang dengan pilotnya bernama Wibur Wright di atas Centovelli (Italia) dengan menggunakan esawat terbang jauh lebih praktiS

Pengindraan jarak jauh, dibagi menjadi dua yaitu:
1.    Fotogrametrik
Pengindraan jarak jauh jenis fotogrametrik adalah sensor yang menggunakan sistem kamera. Sedangkan untuk detektornya menggunakan film sehingga menghasilkan sebuah foto. Pada awalnya, kamera tersebut diletakkan pada sebuah balon udara dan kemudian balon udara tersebut diterbangkan dengan ketinggian tertentu sesuai dengan skala foto yang ingin dihasilkan. Untuk foto udara jenis fotogrametrik menggunakan skala detil yaitu 1:5000, 1:2500, dan 1:1000
2.    Non fotogrametrik
Pengindraan jarak jaun jenis non fotogrametrik adalah sensor yang menggunakan sistem radiometer (alat pengukur gelombang) dan magnetometer untuk mendapatkan sensor.
Description: http://3.bp.blogspot.com/-5R_4tnY3UV4/UO5h6FTQNaI/AAAAAAAAAC0/zb9vCn4eY_A/s1600/Picture3.jpg


Pemotretan Udara (Airborne Sensing)
Pemotretan Udara merupakan kegiatan untuk mendapatkan gambar perspektif dari permukaan bumi. Dalam pelaksanaannya menggunakan Kamera Udara tertentu danditempatkan pada pesawat terbang yang memenuhi persyaratan untuk Pemotretan Udara Pemotretan udara merupakan teknik penginderaan jauh konvensional yang hingga kini peranannya belum dapat tergantikan oleh sistem lainnya dalam memberikan kerincian data permukaan bumi, kecuali kini adanya IKONOS, yang masih perlu evaluasi aplikasinya di Indonesia. Para interpreter telah terbiasa dengan pengenalan hasil pemotretan tegak yang dihasilkan (foto udara). Foto udara makin terkenal ketika digunakan dalam Perang Dunia I, untuk merekam pergerakan lawan. Foto udara menyajikan gambar yang jelas, mudah ditafsirkan dan bermanfaat untuk kajian yang berkaitan dengan muka bumi.
Berdasarkan jenis film yang digunakan, foto udara dibedakan manjadi foto udara pankromatik, inframerah, ultra violet dan ortrokromatik. Penginderaan dengan cara ini bersifat manual, baik sistem, data dan cara interpretasinya. Sistem hyperspektral (CASI, The MAP), memunculkan fenomena baru dalam penginderaan ini, karena sifat spectral obyek dapat dicermati menjadi lebih rinci.

Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne Sensing)
            Penginderaan jauh satelit menggunakan satelit sebagai kendaraan untuk membawa sensor dalam rangka penginderaan bumi pada ketinggian ratusan hingga ribuan kilometer. Penginderaan dengan satelit bersifat otomatik dengan sistem orbit Seminar NasionalPJ dan SIG I Tahun 2010 xlvi sunsynchronous : pemotretan teratur, pengiriman data secara elektronik, analisis data secara digital. Jenis satelit yang digunakan untuk inventarisasi dan evaluasi bencana alam misalnya adalah Landsat (Multispektral Scanner, Thematic Mapper), System Pour l'Observation de la Terre (SPOT), Marine Observation Satelite (MOS), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Geometeorological Satellite (GMS), Barkara, ERS-1, JERS-1, ALMAZ-1, IRS, ADEOS.
Kemampuan memberikan satuan data terkecil di permukaan bumi disebut resolusi spasial, yakni sama dengan ukuran obyek yang ditampilkan sebagai satu unsur gambar (pixel). Satelit Landsat MSS memiliki resolusi spasial sebesar 80 x 80 m2, Thematic Mapper sebesar 30 x 30 m2 sedang SPOT sebesar 20 m x 20 m2 untuk sensor dengan panjang gelombang multispektral (multispectral mode) dan 10 m x 10 m2 untuk panjang gelombang tampak mata (panchromatic mode). Satelit NOAA beresolusi spasial 1 km2 (LAC) dan 9 km2 (GAC).
Gambar 2
Pengindraan Jarak Jauh Menggunakan Satelit
 Periode ulang di dalam mengindera permukaan bumi sebesar 26 hari, dengan
adanya jalur samping nadir (off-nadir viewing) periode selama 26 hari tersebut dapat
digunakan untuk merekam daerah yang sama sebanyak tujuh kali untuk daerah di equator dan 11 kali bagi daerah lintang 45 derajat. Disamping periode ulangnya makin pendek juga diperoleh citra foto stereoskopis, karena adanya sistim penginderaan pada daerah yang sama dengan sudut pandang berbeda. Citra foto stereoskopis ini sangat bermanfaat bagi sistim analisa selanjutnya, terutama untuk penerapan interpretasi foto dan fotogrametri. Citra foto stereoskopis ini akan memberikan kenampakan tiga dimensi bila dilihat dengan menggunakan alat yang disebut stereoskope. Dengan melihat gambaran permukaan bumi yang tiga dimensi tersebut, maka informasi yang dapat disadap pada penelitian tertentu nampak semakin jelas. Sistem Landsat memiliki pengulangan rekaman sebesar 16 hari, sedang NOAA setiap 12 jam. Perolehan data yang cepat ini, memungkinkan kegiatan monitoring hutan dan pemuthakiran basisdata hutan dengan baik.
Pengindraan jauh memerluka alat pengindraan berupa kamera, sonar, radiometer, atau megnetometer yang dipasang pada wahana berupa balon udara, pesawat terbang, atau satelit. Objek yang terekam pada sensor dapat diidentifikasikan dan diteliti dengan mengkaji hasil rekamannya. Sensor dapat berfungsi apabila terdapat zat antara atau media yang berupa atmosfer.
Terdapat dua jenis sensor dalam pengindraan jauh, yaitu sensor pasif dan sensor aktif. Sensor pasif adalah suatu alat sensor yang hanya dilengkapi dengan alat penerima pantulan gelomabang Elektro Magnetik, misalnya sensor satelit. Sedangkan sensor aktif adalah alat yang dilengkapi dengan pemancar dan alat penerima pantulan gelombang, misalnya sensor radar dan sensor sonar.
Sensor berdasarkan proses perekamannya dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik dan sensor elektomagnetik. Sensor fotografik adalah sensor berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak mata dan menghasilkan foto atau citra yang sama dengan warna aslinya. Sedangkan sensor elektromagnetik adalah sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas yaitu dari sinar X sampai gelombang radio. Penggunaan sensor eletromagnetik dalam pengindraan jauh merupakan gabungan dari beberapa spektrum, misalnya spektrum ultraviolet, spketrum tampak, dan spektrum inframerah. Satelit aktif dibagi menjadi 2 yaitu radar dan lidar. Radar (radio detection and ranging) merupakan sebuah satelit aktif yang hanya menangkap gelombang suara. Sedangkan lidar (ligth detection and ranging) adalah satelit yang hanya menangkap gelombang cahaya.
Interaksi gelombang elektromagnetik
·         Atuinasi à merupakan berkurangnya intensitas radiasi gelombang elektromagnet akibat absorpsi dan scattering oleh photons. Energi untuk merambat akan berkurang akibat absorbsi dan scattering sehingga daya jangkaunya akan berkurang. Gelombang dalam perambatannya akan mengalami penurunan intensitas (atenuasi) karena penyebaran dan karena absorbs. Penyebaran gelombang juga mengakibatkan intensitas berkurang karena pertambahan luasannya, terkait dengan bentuk muka gelombang.
·         Refraksi à peristiwa pembelokan arah perambatan suatu gelombang, baik fisik maupun elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi jika gelombang tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias yang berbeda. Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air sehingga arah perambatannya akan mengalami pembelokan.
·         Defraksi à ketika gelombang yang berjalan melalui lubang kecil dan menyebar keluar. Gelombang ini merambat ke luar dengan karakteristik kecepatan gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka gelombang saling beradu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang berjalan. Prinsip Huygens juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik. Misalnya, jika kita berteriak di sebelah dinding, suara akan paralel ke dinding. Dinding mungkin diam, tapi suara itu tidak; suara akan mengarah ke setiap sudut dinding. Ini adalah difraksi.
·         Transmisi à Gelombang elektromagnetik yang bersumber dari matahari dan bergerak menuju permukaan bumi dimanfaatkan sebagai dasar pengenalan obyek pada sistem penginderaan jauh pasif. Gelombang yang jatuh pada suatu permukaan obyek akan mengalami beberapa kejadian terhadap gelombang elektromagnetik tersebut. Sebagian dari gelombang elektromagnetik akan dipantulkan oleh permukaan obyek. Sebagian akan dihamburkan ke atmosfer yang berada di atasnya. Sebagian lagi akan diserap dan ditransmisikan ke balik permukaan obyek tersebut sebagai panas.
Real world Merupakan kondisi/fenomena yang terjadi sebenarnya dan dapat bersifat kompleks sesuai persepsi dari pengamat (yang mengamati).
    Real world dapat dideskripsikan hanya dalam bentuk Model
    Model ini akan membatasi konsep-konsep dan prosedur-prosedur dalam menterjemahkan hasil pengamatan real world menjadi data yang dapat berguna dalam SIG.

    Proses menginterpretasikan realitas dengan memakai model real world dan model data disebut pemodelan data.
RESUME SIP PERTEMUAN 5-8  
OLEH :izza nur
Bagian 3
Informasi Geografis Digital Untuk Strategi Kota Cerdas

Kekayaan informasi geografis yang digital dapat mempengaruhi arus praktek-praktek dalam perencanaan tata ruang dan strategi kota cerdas menawarkan kemungkinan untuk pemantauan kebutuhan Real-Time dan aspirasi masyarakat setempat. Saat ini, label ' kota cerdas ' di identifikasi beberapa strategi untuk mengatasi masalah dihasilkan oleh urbanisasi dan populasi pertumbuhan pesat di kota.

Bagian 4
Data dan Analisis untuk Pengembangan Sekitar: Model Pengambilan Keputusan Dalam Penyusutan di
Baltimore, Maryland.
Pengertian Analisis :
Adalah istilah umum yang dipahami untuk mencakup berbagai metode dan teknik yang memungkinkan para profesional dan peneliti untuk mendesain solusi untuk masalah-masalah (Liberatore dan Luo 2010).
qPengertian Keputusan Pemodelan :
Adalah proses tersembunyi yang mewakili masalah atau fenomena sosial atau fisik tertentu untuk menghasilkan rekomendasi yang mencerminkan preferensi pengambil keputusan.
Cluster yang digunakan untuk analisis ini terletak di Timur Baltimore Midway dan Oliver. Kami mulai analisis kami dengan 26 cluster dalam lingkungan ini untuk pilot studi (dilaporkan di Davenport Whiteman 2014), dan kemudian diperluas analisis untuk 118 cluster (dilaporkan dalam Johnson dan Hollander 2014).
Menggunakan sistem informasi geografis (GIS) untuk menentukan penggunaan lahan dan klasifikasi perencanaan yang diberikan cluster mungkin memenuhi syarat. Menerapkan analisis kesesuaian situs ini dalam Microsoft Excel, menggunakan Logis 'dan' dan 'atau' fungsi untuk menerapkan aturan untuk cluster pilihan.
Kesimpulan
qDalam bab ini dapat menunjukkan bahwa keputusan pemodelan dapat membuat kontribusi untuk masalah-masalah yang menantang penggunaan lahan perencanaan bagi masyarakat yang tertekan.
qMelakukan latihan formal pemodelan, menggunakan matematika multi tujuan , model dikembangkan dalam kolaborasi dengan perencana profesional dengan kota Baltimore, serta berdiskusi dengan perencana tentang proses untuk memilih antara calon kelompok untuk akuisisi dan re-pemaknaan.
qBerdasarkan hasil ini, i mengusulkan sebuah kerangka kerja modeling yang keputusan cukup fleksibel untuk mengakomodasi model pemrograman matematika sekaligus memperbaiki pertimbangan yang berdasarkan prinsip-prinsip perencanaan profesional.
SGSC : SGSC : SMART GRID SMART CITY DI AUTRALIASMART GRID SMART CITY DI AUTRALIA

Definisi:
Informasi dan komunikasi teknologi dan sistem untuk mengelola generasi dengan cara yang lebih cerdas.
Pengiriman, penyimpanan dan penggunaan akhir konsumsi listrik, untuk menghemat energi, meminimalisir penggunaan listrik pada saat jam puncak, mengurangi risiko gangguan listrik dan pemadaman, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Idealnya, dicapai dengan cara yang hemat biaya untuk industri dan bisnis, konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.


Description: https://4.bp.blogspot.com/-JzKWPZKvbuM/V3PwkEYfhEI/AAAAAAAAANo/kPy5zfrZiHA1lriNgnBM7h78IZD6Z8_gACLcB/s1600/Screenshot_3.jpg Description: https://4.bp.blogspot.com/-Nycjmj71LCI/V3PwtErEkGI/AAAAAAAAANw/ksA61LgcmZgdcSxpZHqAA39aMm7Il9PhgCLcB/s1600/Screenshot_4.jpg

KESIMPULAN
Konsep SGSC merupakan konsep masa depan untuk membangun Smart City dengan cara menghemat energi dengan adanya data dan informasi (database) yang lengkap

RESUME SIP PERTEMUAN 8 - 12  
OLEH :Satria wiguna raisa putra
8 SMART CITY
1. METODOLOGI
Data dikumpulkan melalui telepon dan wawancara via email, dan sumber-sumber sekunder (misalnya artikel berita, blog, laporan kota, dll). Upaya kota 'dianalisis terhadap empat teori kota "pintar";
(a)"mesin pintar" dan organisasi yang diinformasikan,
(b)Melibatkan masyarakat, penyedia teknologi dan lembaga penelitian,
(c)Pembelajaran dan adaptasi, dan
(d)Investasi
2. KESIMPULAN
Studi tentang enam kota "pintar" menemukan bahwa konsep keseluruhan, perencana 'yang
dukungan positive dari, dan termasuk unsur-unsur dari empat teori menjadi "pintar".
Temuan ini menunjukkan multi-dimensi dalam menjadi kota "pintar". di satu dimensi,
menjadi "pintar" melibatkan memanfaatkan TIK untuk memenuhi ekonomi, lingkungan dan
social tujuan.

BAB 9 GIS dan Tantangan untuk Perencanaan dan Pengembangan Aplikasi dalam Daerah Peripheral
1. Data
Seperti penggunaan GIS di sektor publik telah meningkat selama beberapa dekade terakhir,
dan sebagai aplikasi baru dari perangkat lunak bervariasi dalam kecanggihan, apakah
seseorang adalah seorang perencana perkotaan di daerah perifer terpencil di Amerika
Serikat atau India atau pengguna dari pencegahan kejahatan, perawatan kesehatan,
kebijakan lingkungan dan lalu lintas kontrol atau departemen pendidikan tinggi tantangan
utama adalah aksesibilitas data. Sebagai daerah perifer mulai memasukkan data geografis
digital ke dalam penggunaan sehari-hari, pengukuran yang akurat dan pelaporan ruang
telah menjadi penting untuk pelanggan, pengguna dan lembaga yang merupakan data
repositori
DATA PERKOTAAN DAN PEMBANGUNAN ENERGI MODELING A GIS, BERBASIS BANGUNAN PERKOTAAN PEMODELAN SISTEM ENERGI MENGGUNAKAN ENGINE URBAN-EPC
EPC merupakan implementasi ISO 13790: 2008 standar, yang menjabarkan resep perhitungan normatif memperkirakan kinerja energi bangunan menggunakan dasar fisika berbasis persamaan yang melibatkan seperangkat relatif kecil parameter dan pernyataan normatif tentang penggunaan skenario diasumsikan, sistem efisiensi, dll per jenis full
Resep EPC didasarkan pada keseimbangan panas per jam dari seluruh bangunan menggunakan input seperti :
dinding dan jendela daerah,
shading koefisien koefisienfi,
sifat material,
Fungsional lantai
kepadatan pencahayaan,
produksi panas internal dari peralatan,
beban steker,
suhu set poin dan jadwal hunianngsional bangunan
Semakin majunya perkembangan iptek membuat kita semua sadar bahwa banyak sekali yang belum kita ketahui sebagai manusia. Bukan hanya semakin banyaknya jenis computer, handphone dan lain-lain tetapi juga banyak aplikasi-aplikasi yang semakin canggih dengan keunggulannya masing-masing, salah satunya adalah penggunaan system informasi geografis atau biasa disebut dengan (SIG). SIG sudah sangat lekat pada kita sebagai manusia untuk berhubungan dengan teknologi karena teknologi dapat mempermudah kita dalam segala jenis kegiatan yang mungkin akan sangat tidak mungkin akan kita kerjakan jika kita tidak menggunakan bantuan teknologi. SIG ini pada dasarnya juga membantu manusia dalam mengetahui serta menggambarkan keadaan muka bumi dengan bentuk dan tampilan yang menarik. Teknologi seperti ini sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak terkait yang dapat mengolah atau mengunakan serta mengaplikasikannya dalam rangka memberikan manfaat yang berarti kepada khalayak banyak khususnya pada bidang perencanaan    

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri,1993).
Peran GIS dalam Perencanaan
     Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan data geografis, dalam SIG dimungkinkan penggabungan berbagai basis data dan informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit, maupun survai lapangan, yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem informasi yang meng-overlay-kan beberapa layer tematik diatas peta dasar sungguh membantu proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi para perencana, serta dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan oleh piranti lunak, sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang dapat lebih efisien dan efektif. Manajemen data melalui GIS melibatkan semua aspek ini :

     Peran SIG juga bervariasi dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Sebagai contoh, GIS lebih berguna dalam pemodelan dan pengembangan pilihan perencanaan daripada dalam penentuan tujuan perencanaan. Tahapan yang berbeda dalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai penentuan tujuan, persediaan sumber daya, analisis situasi yang ada, model dan proyeksi, pengembangan opsi perencanaan, pemilihan opsi perencanaan, pelaksanaan rencana, dan evaluasi rencana, pemantauan, dan umpan balik (Gambar 3). GIS hanya dapat memberikan beberapa data dan teknik yang dibutuhkan dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Setiap GIS juga harus bekerja dengan database lain, teknik, dan model pada berbagai tahap proses perencanaan.
Manfaat SIG dalam bidang perencanaan wilayah dan kota diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
  2. Untuk pendataan pajak bumi dan bangunan
  3. Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.
  4. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.
  5. Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.
  6. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.
  7. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
  8. Untuk mengetahui persebaran penggunaa lahan.
  9. Untuk pengawasan daerah bencana alam dan lain-lain
Fungsi Penggunaan GIS dalam Tahap Perencanaan
Pada setiap skala perencanaan ada tahapan yang berbeda: penentuan tujuan perencanaan; analisis situasi pemodelan dan proyeksi yang ada; pengembangan pilihan perencanaan; pemilihan opsi perencanaan; rencana pelaksanaan; dan evaluasi rencana, monitoring, dan umpan balik. Fungsi yang berbeda, skala, sektor, dan tahapan perencanaan kota membuat perbedaan penggunaan GIS.

Pengelolaan data, visualisasi, dan analisis spasial yang digunakan lebih dalam pekerjaan rutin perencanaan kota. Pemodelan spasial lebih digunakan dalam perencanaan strategis. Administrasi umum mempekerjakan terutama pengelolaan data dan visualisasi. Akhirnya, pengendalian pembangunan menggunakan visualisasi dan analisis spasial fungsi GIS yang terbaik. Administrasi dan pengendalian pembangunan kerja umum yang lebih rutin mencakup pada perencanaan kota (Newton dan Taylor 1986; Newton et al 1988):
1. pengelolaan penggunaan lahan catatan;
2. pemetaan tematik;
3. perencanaan pemrosesan aplikasi;
4. bangunan kontrol pemrosesan aplikasi;
5. manajemen penggunaan lahan;
6. ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan;
7. industri, komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
8. perencanaan rekreasi dan fasilitas pedesaan;
9. analisis mengenai dampak lingkungan;
10. terkontaminasi dan register tanah terlantar;
11. penggunaan lahan / transportasi perencanaan strategis;
12. fasilitas umum dan toko-toko daerah tangkapan air dan analisis aksesibilitas;
13. bidang sosial dan analisis kekurangan.
Inventarisasi Sumber Daya
     Informasi geografis, ketika terintegrasi dengan penginderaan jauh, dapat menghemat waktu dalam mengumpulkan penggunaan lahan dan informasi lingkungan. Jauh citra penginderaan menjadi sumber penting dari informasi spasial untuk daerah perkotaan (Barnsley, Bab 32; Paulsson 1992). Mereka dapat membantu untuk mendeteksi penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan untuk daerah perkotaan seluruh (Barnsley et al 1993). Secara khusus, pasang stereoscopic foto udara digital dapat digunakan untuk menurunkan CAD model 3-dimensi bangunan untuk visualisasi dinamis kota, atau untuk impor langsung ke dalam database GIS (Dowman, Bab 31).
Analisis situasi yang ada
     GIS dapat membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data fisik, sosial, dan ekonomi kota. Perencana dapat menggunakan query dan pemetaan fungsi spasial GIS untuk menganalisis situasi yang ada di kota. Melalui analisis peta overlay, GIS dapat membantu
mengidentifikasi daerah konflik pengembangan lahan dengan lingkungan dengan overlay pengembangan lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan. Area sensitivitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan menggunakan penginderaan jauh dan informasi lingkungan lainnya (Yeh dan Li 1996).

Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menentukan distribusi penderita suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit. Penentuan distribusi unit unit rumah sakit ataupun puskesmas puskesmas, fasilitas fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis dapat pula dilakukan dengan SIG (Sistem informasi geografi ).
Menurut WHO,SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan masyarakat dapat digunakan antara lain :
1. Menentukan Distribusi Geografis Penyakit.
2. Analisis trend Spasial dan Temporal
3. Pemetaan Populasis Berisiko
4. Stratifikasi Faktor risiko
5. Penilaian Distribusi Sumberdaya.
6. Perencanaan dan Penentuan Intervensi.
7. Monitoring Penyakit.
Mengidentifikasi lingkungan perkotaan untuk mengembalikan tajuk pepohonan melalui partisipasi komunitas
Bab ini menjelaskan pengembangan tutupan lahan dengan tajuk pepohonan di perkotaan, proyek ini di rancang untuk menginformasikan kepada para pemangku kepentingan masyarakat dan untuk memandu upaya penanaman pepohonan di lingkungan perkotaan.
Tujuan dari proyek project ini adalah untuk membuat perkiraan daerah yang membutuhkan untuk penanaman pohon atau penghijauan.   Daerah penelitian untuk proyek ini adalah Pusat Kota di Marion County, Indiana, meliputi luas wilayah sekitar 110 km persegi
Pengembangan akan perkotaan dengan tajuk pepohonan di Kota Marion County, Indiana sangat di butuhkan berdsasrkan hasil analisis GIS tutupan lahan hijau di Kota tersebut di bawah 25% serta dengan tingkat kesadran masyrakat terhadap kebutuhan hutang Kota sangat tinggi, dimnana dengan keberadaan hutan Kota selain sejuk nyaman juga sebagai resapan air dan agar terjaga ekosistem.
GIS dapat membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data fisik, sosial, dan ekonomi kota. Perencana dapat menggunakan query dan pemetaan fungsi spasial GIS untuk menganalisis situasi yang ada di kota. Melalui analisis peta overlay, GIS dapat membantu
mengidentifikasi daerah konflik pengembangan lahan dengan lingkungan dengan overlay pengembangan lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan. Area sensitivitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan menggunakan penginderaan jauh dan informasi lingkungan lainnya (Yeh dan Li 1996).

Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menentukan distribusi penderita suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit. Penentuan distribusi unit unit rumah sakit ataupun puskesmas puskesmas, fasilitas fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis dapat pula dilakukan dengan SIG (Sistem informasi geografi ).
Menurut WHO,SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan masyarakat dapat digunakan antara lain :
1. Menentukan Distribusi Geografis Penyakit.

2. Analisis trend Spasial dan Temporal
3. Pemetaan Populasis Berisiko
4. Stratifikasi Faktor risiko
5. Penilaian Distribusi Sumberdaya.
6. Perencanaan dan Penentuan Intervensi.
7. Monitoring Penyakit.

Contoh pemanfaatan SIG (Sistem informasi geografi ) dalam bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa CDC tersebut.
·         Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
·         Mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di masyarakat.
·         Menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat nmengenai isu isu kesehatan.
·         Membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan.
·         Membangun kebijakan dan rencana yang mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
·         Membangun perangkat hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan masyarakat.
·         Menghubungkan individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia.
·         Menjamin ketersediaan tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya.
·         Mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat.
·         Penelitian untuk menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam memecahkan masalah masalah kesehatan di masyarakat.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar